Select Page
Selain harga truk yang tidak murah, salah satu penyebab Indonesia kekurangan sopir truk adalah penghasilannya yang tidak menentu. Ya, mencari muatan sebagai salah satu aspek penting seorang sopir truk mendapatkan penghasilan tidak semudah seperti pengemudi lainnya.

Para sopir truk harus bekerja sama dengan makelar untuk mendapatkan muatan. Belum lagi hasil yang didapat dari muatan tersebut harus dipotong sebagai fee sang makelar. Serta beberapa hal lainnya yang membuat profesi sopir truk ini menjadi kurang diminati, mulai dari harus siap bekerja malam hari, menempuh perjalanan jauh, mampu menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, dan banyak lainnya.

Para sopir truk harus bekerja sama dengan makelar untuk mendapatkan muatan. Belum lagi hasil yang didapat dari muatan tersebut harus dipotong sebagai fee sang makelar.

Syarat Menjadi Sopir Truk
Selain mampu mengemudikan kendaraan berbadan besar dan memiliki SIM khusus, ada beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk menjadikan sopir truk sebagai profesinya.

Salah satunya adalah mengikuti pelatihan sopir truk. Meski sudah memiliki kemampuan untuk mengemudikan truk dan SIM, menjadi sopir truk sebaiknya telah mengikuti pelatihan. Di Indonesia sendiri, ada banyak instansi yang mengadakan pelatihan khusus sopir truk.

Dengan mengikuti pelatihan tersebut, materi-materi seperti manuver yang baik, pengenalan tentang ODOL (over dimension over load), dan banyak materi lainnya bisa didapatkan, terutama hal-hal yang terkait keselamatan.

Syarat lainnya yang juga tidak kalah penting adalah faktor kesabaran. Sebab mengemudikan dan mengendalikan kendaraan berbadan besar sangat berbeda jauh dengan mobil pada umumnya. Terlebih saat menghadapi kondisi jalanan yang macet. Jadi, bukan hanya sekadar bisa mengemudi saja, namun mengendalikan emosi pun menjadi syarat penting untuk profesi sopir truk.

Kesempatan
Meski demikian, bukan berarti profesi sopir truk ini menjadi dianggap sebelah mata. Ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan jika Anda memutuskan untuk menjadikan sopir truk sebagai profesi. Di Indonesia, ada sekitar 7 juta unit truk yang beredar. Dengan demikian, potensi lapangan kerja untuk sopir truk sangat terbuka lebar.

Seperti yang disebutkan di awal artikel, mencari muatan bukanlah hal yang mudah. Dalam hal ini, Ritase, sebuah perusahaan startup platform digital layanan manajemen truk, mampu menjawab tantangan ini dengan menghubungkan pengirim barang dan penerima barang secara real time.

Platform dan aplikasi Ritase memungkinkan pihak pengirim barang yang butuh truk besar untuk terhubung dengan para pemilik serta pengemudi truk secara langsung.

Para sopir truk kini bisa masuk dan bergabung dalam ekosistem digital logistik Ritase yang membantu para sopir untuk mendapatkan muatan, bahkan memungkin untuk mendapatkan muatan balik (backhaul). Ditambah lagi dengan kesempatan untuk mengumpulkan poin reward yang dapat ditukar dengan sejumlah benefit tertentu untuk menunjang operasional sehari-hari.

Fitur Multi Drop Off yang ada di aplikasi Ritase didisain untuk mempermudah pekerjaan masing-masing. Sehingga sopir dapat memilih mau mengantar barang ke tempat mana dulu berdasarkan perhitungannya di lapangan, terkait kondisi jalan ataupun proses unloading.

Keuntungan lainnya adalah dengan melihat tingginya risiko yang harus dihadapi para sopir setiap harinya di jalan seperti kecelakaan dan kriminalitas, Ritase yang memberikan perlindungan tambahan berupa asuransi jiwa. Asuransi diberikan  kepada 2500+ mitra driver terbaik dengan total pertanggungan  hingga 200 miliar rupiah.

Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya asuransi jiwa bagi para sopir dan orang-orang yang mereka cintai.